Untuk menjaga keamanan nasional, Amerika harus mendominasi perbatasan digital. AS sedang dalam perlombaan untuk berinovasi dengan teknologi yang mengubah permainan seperti AI dan komputasi kuantum. Sementara itu, laporan harian menyoroti aktor siber jahat yang menyusup ke jaringan telekomunikasi, jaringan energi, dan fasilitas air di Amerika, membahayakan infrastruktur dan mengganggu privasi warga negara. Skenario ini menegaskan bahwa konflik global kontemporer terjadi di lanskap digital. Akibatnya, muncul pertanyaan mendesak: “Apakah musuh akan memanfaatkan alat canggih seperti AI?” Laporan baru yang kami rilis hari ini mengungkapkan bahwa sementara AI generatif dapat dimanfaatkan oleh pelaku ancaman untuk meningkatkan dan memperluas serangan mereka, mereka belum berhasil menggunakan AI untuk menciptakan kemampuan baru. Dengan kata lain, para pembela saat ini memiliki keunggulan — untuk saat ini. Untuk menjaga keunggulan ini, terutama karena model-model baru yang berpengaruh — yang dapat digunakan oleh berbagai aktor — mulai muncul, industri dan pemerintah Amerika harus bekerja sama untuk memperkuat keamanan nasional dan ekonomi kita. Berikut adalah tiga prioritas penting keamanan nasional untuk era AI: Pertama, kepemimpinan sektor swasta dalam chip AI dan infrastruktur sangat penting. AS mempertahankan sedikit keunggulan di arena AI global, dengan perusahaan-perusahaan Amerika berada di garis depan, menginvestasikan ratusan miliar dolar setiap tahun dalam penelitian dan pengembangan. Untuk mempertahankan kemajuan ini, dukungan pemerintah diperlukan melalui kebijakan perdagangan dan ekspor yang strategis yang memberdayakan perusahaan Amerika untuk mengungguli China dan para juara nasionalnya dalam membangun pusat data dan platform yang digunakan di seluruh dunia. Kedua, kita memerlukan kepemimpinan sektor publik dalam pengadaan dan penerapan teknologi. AI menawarkan peningkatan signifikan dalam efisiensi, efektivitas biaya, dan keamanan. Namun, Amerika harus melakukan reformasi segera untuk memanfaatkan peluang ini, memungkinkan pemerintah untuk menciptakan dan menerapkan layanan digital canggih dalam skala yang lebih besar.

Pemerintah AS, termasuk cabang militer dan intelijen, perlu memperbarui sistem pengadaan yang ketinggalan zaman untuk memfasilitasi adopsi AI, teknologi cloud, dan inovasi transformasional lainnya. Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru didirikan dapat mendorong upaya modernisasi dan mengurangi ketergantungan pada vendor warisan yang tidak aman. Terakhir, lanskap ancaman saat ini memerlukan kolaborasi yang lebih baik antara sektor publik dan swasta untuk pertahanan siber. Pelanggaran terbaru, seperti Salt Typhoon dan Volt Typhoon, mengilustrasikan kebutuhan untuk meningkatkan kerja sama antara industri dan pemerintah untuk memperkuat pertahanan siber dan menghadapi ancaman. Ini memerlukan pengembangan inisiatif yang sudah ada untuk meresmikan kolaborasi operasional, memungkinkan agensi dan sektor swasta merespons lebih cepat terhadap ancaman dan insiden. AI menawarkan potensi luar biasa untuk para pembela siber, tetapi kita harus bertindak segera untuk mengembangkan dan berbagi praktik terbaik melalui platform seperti Coalition for Secure AI dan Frontier Model Forum. Selain itu, kita harus memanfaatkan AI untuk red teaming untuk mengidentifikasi teknik serangan, menemukan kerentanan dalam perangkat lunak yang banyak digunakan, dan menciptakan model yang aman dan terjamin—berbagi wawasan untuk mengatasi tantangan keamanan AI.