Se sebuah organisasi perlindungan konsumen asal Jerman, Verbraucherzentrale NRW, baru-baru ini mengalami kekalahan hukum dalam upayanya mencegah Meta Platforms—perusahaan induk Facebook dan Instagram—menggunakan postingan publik untuk melatih model kecerdasan buatan (AI). Pengadilan di Köln menolak permohonan larangan Verbraucherzentrale NRW, sehingga Meta diperbolehkan terus memanfaatkan konten yang dapat diakses secara publik di dalam Uni Eropa untuk pelatihan AI. Kasus ini berkaitan dengan rencana Meta untuk menggunakan postingan publik dari pengguna dewasa di Facebook dan Instagram, bersama data dari interaksi pengguna dengan fitur AI, guna meningkatkan sistem AI mereka. Meta telah secara terbuka mengkomunikasikan niatnya untuk memanfaatkan postingan publik dari pengguna dewasa dan data keterlibatan dari alat berbasis AI di berbagai platform mereka. Strategi ini bertujuan untuk memajukan teknologi AI yang diterapkan dalam rekomendasi konten, moderasi, dan aplikasi AI interaktif. Sesuai dengan regulasi Uni Eropa dan menghormati privasi pengguna, Meta meyakinkan bahwa pengguna di EU akan menerima pemberitahuan yang jelas mengenai penggunaan data publik mereka untuk pelatihan AI, lengkap dengan opsi untuk menolak (opt-out). Mekanisme opt-out ini memberi individu kendali lebih besar atas bagaimana informasi publik mereka diproses, sekaligus mengatasi kekhawatiran yang meningkat tentang privasi data dan AI yang beretika. Verbraucherzentrale NRW menantang Meta dengan alasan persetujuan, privasi, dan potensi penyalahgunaan informasi publik, menegaskan bahwa persetujuan eksplisit harus diperlukan bahkan untuk postingan yang dibagikan secara publik.
Kelompok ini berusaha memberlakukan batasan pada penggunaan data Meta untuk melindungi data pribadi dan memastikan kesesuaian dengan undang-undang perlindungan data di Eropa. Meskipun demikian, pengadilan di Köln memutuskan bahwa kebijakan dan perlindungan Meta sesuai dengan hukum UE saat ini. Putusan menegaskan bahwa selama pengguna mendapatkan informasi yang memadai dan diberikan pilihan opt-out, penggunaan data publik untuk pelatihan AI adalah sah secara hukum. Putusan ini menjadi preseden penting dalam pengambilan data pelatihan AI dari media sosial di Eropa, dengan menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak konsumen. Keputusan ini muncul di tengah perdebatan yang terus berlangsung mengenai etika AI, privasi data, dan transparansi algoritma. Seiring AI semakin melekat dalam pengalaman daring, regulator dan advokat konsumen terus memantau bagaimana perusahaan teknologi mengumpulkan dan menggunakan data. Transparansi serta ketentuan opt-out dari Meta mencerminkan tren industri yang lebih luas untuk menanggapi tuntutan regulasi dan kekhawatiran publik dengan menyeimbangkan penggunaan data dan persetujuan pengguna demi membangun kepercayaan sekaligus mendorong kemajuan AI. Secara keseluruhan, perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan hukum terkait AI dan privasi data masih ada, pengadilan saat ini cenderung mendukung penggunaan data yang tersedia secara publik untuk pelatihan AI dengan syarat tertentu. Seiring kemajuan AI, diharapkan akan terus muncul diskusi hukum dan etika yang akan membentuk kebijakan tata kelola data di masa depan, menegaskan pentingnya dialog yang berkelanjutan antara perusahaan teknologi, regulator, dan organisasi perlindungan konsumen.
Pengadilan Köln Mengizinkan Meta Menggunakan Postingan Publik untuk Pelatihan AI Meski Ada Keberatan dari Kelompok Konsumen
Perusahaan Walt Disney telah memulai tindakan hukum penting terhadap Google dengan mengirim surat cease-and-desist, menuduh raksasa teknologi tersebut melanggar hak cipta konten Disney selama pelatihan dan pengembangan model kecerdasan buatan (AI) generatif tanpa memberikan kompensasi.
Seiring dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan semakin terintegrasinya ke dalam pemasaran digital, pengaruhnya terhadap optimisasi mesin pencari (SEO) menjadi semakin signifikan.
MiniMax dan Zhipu AI, dua perusahaan kecerdasan buatan terkemuka, dilaporkan sedang mempersiapkan peluncuran go public di Bursa Efek Hong Kong sejak Januari tahun depan.
Denise Dresser, CEO Slack, akan meninggalkan posisinya untuk menjadi Chief Revenue Officer di OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Industri film sedang mengalami transformasi besar karena studio-studio semakin banyak mengadopsi teknik sintesis video berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan alur kerja pasca-produksi.
AI merevolusi pemasaran media sosial dengan menawarkan alat-alat yang menyederhanakan dan meningkatkan keterlibatan audiens.
Munculnya influencer yang dibuat oleh AI di media sosial menunjukkan perubahan besar dalam lingkungan digital, memicu perdebatan luas tentang keaslian interaksi online dan kekhawatiran etika terkait persona virtual ini.
Launch your AI-powered team to automate Marketing, Sales & Growth
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
Begin getting your first leads today