Google dilaporkan sedang mempersiapkan inisiatif global untuk melatih pekerja dalam kecerdasan buatan (AI). Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar oleh raksasa teknologi ini untuk mempengaruhi kebijakan dan persepsi sehubungan dengan peningkatan regulasi AI, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada 25 Januari. "Memperkenalkan lebih banyak individu dan organisasi, termasuk pemerintah, kepada AI dan alat-alatnya akan menghasilkan kebijakan AI yang lebih baik dan menciptakan peluang baru—ini adalah umpan balik positif, " kata Kent Walker, presiden urusan global Alphabet, dalam laporan Reuters. Laporan tersebut menjelaskan bahwa strategi Google akan mencakup peningkatan inisiatif Grow with Google, yang menyediakan sumber daya pelatihan baik secara daring maupun langsung untuk bisnis, membantu pekerja memperoleh keterampilan seperti analisis data dan dukungan TI untuk meningkatkan opsi karir mereka di bidang teknologi. Bulan lalu, Google mengumumkan bahwa 1 juta orang telah mendapatkan sertifikat dari program tersebut, yang akan segera memasukkan kursus yang berfokus pada AI. Namun, Walker menekankan bahwa sekadar menawarkan kursus tidaklah cukup untuk mempersiapkan pekerja dengan baik. "Kuncinya adalah memiliki tujuan yang nyata bagi orang-orang untuk dicapai, seperti kredensial yang dapat mereka gunakan untuk mendapatkan pekerjaan, " ujarnya. Selain itu, laporan tersebut mengindikasikan bahwa Google telah mengundang ekonom David Autor sebagai rekan tamu untuk menganalisis dampak AI terhadap tenaga kerja. Autor mengatakan kepada Reuters bahwa AI dapat memfasilitasi pengembangan program pelatihan yang lebih menarik, mirip dengan simulator penerbangan. "Sejarah pelatihan ulang orang dewasa tidaklah terlalu terpuji, " katanya.

"Kebanyakan orang dewasa enggan kembali ke ruang kelas. Pelatihan di kelas saja tidak akan menyelesaikan banyak tantangan pelatihan ulang. " Lebih lanjut, laporan menyebutkan bahwa Google menghadapi pengawasan regulasi di dua bidang: bisnis pencarian dan periklanan yang telah berlangsung lama, dan inisiatif baru oleh pemerintah di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengatur perusahaan-perusahaan AI. Lingkungan regulasi di AS mungkin sedang berubah, karena Presiden Donald Trump baru-baru ini membatalkan regulasi AI 2023 yang dikeluarkan oleh mantan Presiden Joe Biden pada hari pertamanya menjabat. Perintah eksekutif Biden mengharuskan pemerintah federal untuk menilai model AI canggih dari perusahaan besar seperti Amazon dan Google, serta membentuk pejabat utama AI di lembaga federal penting dan menciptakan kerangka kerja untuk mengatasi masalah etika dan keamanan.