Klarna, sebuah perusahaan fintech terkemuka, membalik strategi tenaga kerjanya baru-baru ini dengan mempekerjakan kembali tenaga pemasaran manusia dan perwakilan layanan pelanggan setelah selama dua tahun terakhir bergantung sepenuhnya pada kecerdasan buatan (AI) untuk peran-peran tersebut. Perpindahan ini menandai perubahan signifikan dalam cara Klarna mengelola interaksi pelanggan dan pemasaran. Pada tahun 2023, Klarna membatalkan kontrak pemasaran mereka untuk menggunakan sistem berbasis AI dalam tugas-tugas pemasaran. Kemudian pada 2024, mereka sepenuhnya menggantikan tim layanan pelanggan manusia dengan Agen AI untuk menangani pertanyaan dan dukungan. Saat itu, CEO Sebastian Siemiatkowski menyatakan bahwa AI telah cukup maju untuk sepenuhnya menggantikan pekerja manusia. Klarna melaporkan menghemat sekitar 10 juta dolar AS dalam biaya pemasaran melalui penggunaan AI dalam terjemahan, produksi aset kreatif, dan analisis data, serta mengklaim bahwa AI menggantikan pekerjaan 700 agen layanan pelanggan penuh waktu, menyoroti potensi skala otomatisasi. Namun, pengalaman praktis menyempurnakan antusiasme awal terhadap peran AI yang menyeluruh. Siemiatkowski kemudian mengakui dalam wawancara Bloomberg bahwa terlalu fokus pada pengurangan biaya merupakan kesalahan besar.
Penekanan ini menyebabkan penurunan kualitas dan menunjukkan keterbatasan AI sebagai pengganti total manusia dalam fungsi tertentu. Keputusan Klarna untuk mempekerjakan kembali staf manusia mencerminkan pengakuan bahwa, meskipun AI unggul dalam tugas berulang dan berbasis data, AI kesulitan meniru komunikasi bernuansa, empati, dan input kreatif yang penting dalam layanan pelanggan yang dipersonalisasi. Perubahan arah ini mencerminkan percakapan industri yang lebih luas tentang keseimbangan antara otomatisasi AI dan keahlian manusia. Meskipun kemajuan AI berkembang pesat dan membawa manfaat operasional, perusahaan menyadari bahwa pendekatan hibrida yang menggabungkan intuisi manusia dengan efisiensi teknologi seringkali menghasilkan hasil terbaik bagi bisnis dan pelanggan. Pengalaman Klarna menjadi studi kasus dalam tantangan mengadopsi solusi berbasis AI secara penuh tanpa memperhatikan kualitas dan kepuasan pelanggan. Ini menyampaikan pesan penting kepada organisasi yang mempertimbangkan transformasi AI serupa: penghematan biaya tidak boleh menjadi satu-satunya faktor dalam restrukturisasi tenaga kerja, terutama saat kualitas layanan dan pengalaman pelanggan menjadi prioritas. Saat Klarna mempekerjakan kembali para pemasar dan perwakilan layanan pelanggan, mereka kemungkinan akan menjalankan strategi yang lebih seimbang yang memanfaatkan AI untuk mendukung, bukan menggantikan, kemampuan manusia. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan, keterlibatan pelanggan, dan efisiensi operasional dengan memastikan teknologi mendukung elemen manusia yang vital untuk keberhasilan bisnis. Secara keseluruhan, perjalanan Klarna—dari penggantian AI kembali ke rekrutmen manusia—mengilustrasikan peran AI yang terus berkembang di tempat kerja. Ini menegaskan pentingnya integrasi teknologi yang dipertimbangkan dengan bijaksana, yang mengakui kekuatan dan keterbatasan AI, serta memperkuat nilai tak tergantikan dari keterampilan manusia di era digital.
Klarna Kembali Mempekerjakan Pemasar Manusia dan Layanan Pelanggan Setelah Percobaan AI
Meta Platforms, perusahaan induk dari Facebook, sedang mengurangi tenaga kerjanya di divisi kecerdasan buatan dengan mem-PHK sekitar 600 orang.
Pembuatan konten terus menjadi elemen fundamental dari Optimisasi Mesin Pencari (SEO), penting untuk meningkatkan visibilitas situs web dan menarik lalu lintas organik.
Analisis terbaru dari Salesforce mengungkapkan bahwa chatbot berbasis AI telah menjadi bagian yang sangat penting dalam meningkatkan penjualan online di seluruh Amerika Serikat selama musim liburan 2024, menyoroti pengaruh yang semakin besar dari kecerdasan buatan dalam ritel, terutama di bidang e-commerce di mana interaksi pelanggan sangat krusial.
Google baru-baru ini meluncurkan fitur inovatif yang disebut 'Search Live,' yang bertujuan mengubah interaksi pengguna dengan mesin pencari.
Dalam era konsumsi konten digital yang belum pernah terjadi sebelumnya saat ini, kekhawatiran tentang akses mudah terhadap materi online yang berbahaya dan tidak pantas telah mendorong kemajuan signifikan dalam teknologi moderasi konten.
Pada Juni 2024, Kuaishou, platform video pendek terkemuka asal China, meluncurkan Kling AI, sebuah model kecerdasan buatan canggih yang dapat menghasilkan video berkualitas tinggi langsung dari deskripsi bahasa alami—sebuah terobosan besar dalam pembuatan konten multimedia berbasis AI.
Veeam Software telah setuju untuk mengakuisisi perusahaan manajemen privasi data, Securiti AI, dengan nilai sekitar $1,73 miliar, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan privasi data dan tata kelola datanya.
Automate Marketing, Sales, SMM & SEO
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
and get clients today