The New York Times telah menandatangani kesepakatan lisensi multiyear dengan Amazon, menandai tonggak penting sebagai kesepakatan pertama surat kabar ini semacam ini dengan perusahaan kecerdasan buatan. Kemitraan ini memungkinkan Amazon mengakses beragam konten editorial The New York Times, termasuk penawaran populer seperti aplikasi memasaknya dan platform berita olahraga, The Athletic. Konten ini akan dimasukkan ke dalam berbagai produk milik Amazon dan pengalaman yang diperkaya dengan AI, meningkatkan kemampuan platform-platform tersebut dan memberikan konten yang lebih kaya kepada pengguna. Yang penting, kesepakatan ini tidak termasuk konten dari Wirecutter, situs rekomendasi konsumen milik The New York Times, karena adanya hubungan yang sudah berjalan antara Amazon dan Wirecutter—pertimbangan strategis dalam lisensi konten. Langkah ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri media, di mana organisasi berita secara aktif mengejar kolaborasi dengan perusahaan AI untuk memonetisasi konten secara inovatif. Kemitraan semacam ini bertujuan memanfaatkan teknologi AI untuk menjangkau audiens yang lebih besar dan menciptakan sumber pendapatan tambahan. Serentak dengan itu, perusahaan media terus melakukan tindakan hukum terhadap pihak lain yang menggunakan konten mereka tanpa izin, menyoroti sifat kompleks dan sering kali kontroversial dari hak cipta konten di era digital. Perpaduan antara kerja sama dan litigasi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan media dalam melindungi kekayaan intelektual mereka sambil beradaptasi dengan teknologi baru. Berita ini dilaporkan oleh Axios, yang juga mengungkapkan kesepakatan lisensi dan teknologi mereka sendiri dengan OpenAI, menggambarkan ekosistem yang rumit dan berkembang pesat dari interaksi media dan AI.
Kolaborasi ini menegaskan pengakuan yang semakin besar terhadap peran AI dalam membentuk masa depan distribusi dan konsumsi berita. Para ahli mencatat bahwa kesepakatan semacam ini dapat menghasilkan pengalaman berita yang lebih personal dan interaktif dengan memanfaatkan AI untuk menawarkan rekomendasi konten yang disesuaikan, meningkatkan aksesibilitas, dan meningkatkan keterlibatan pengguna. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kontrol editorial, integritas konten, dan pertimbangan etis seputar penyebaran berita berbasis AI. Dengan reputasinya yang telah teruji dalam keunggulan jurnalistik, The New York Times tampaknya bertekad untuk menempatkan diri di garis depan transformasi ini dengan menerima kolaborasi AI secara cermat dan strategis. Kemitraan dengan Amazon ini berpotensi menjadi model bagi organisasi media lain dalam menjelajahi persimpangan antara penciptaan konten, distribusi, dan teknologi yang sedang berkembang. Seiring kemajuan teknologi AI, lanskap media diperkirakan akan mengalami perubahan mendalam, dengan konten berlisensi mendukung aplikasi dan layanan baru. Evolusi ini menekankan pentingnya kesepakatan dan kerangka kerja yang jelas untuk melindungi pencipta konten asli sekaligus mendorong inovasi. Singkatnya, kesepakatan lisensi AI multiyear The New York Times dengan Amazon menjadi perkembangan penting dalam konvergensi media tradisional dan teknologi mutakhir. Hal ini menyoroti peluang dan tantangan saat organisasi berita beradaptasi dengan lingkungan digital yang terus berkembang, mencari model bisnis yang berkelanjutan, dan berusaha mempertahankan standar editorial di dunia yang dipandu AI.
The New York Times Menandatangani Kesepakatan Lisensi AI Multiyear dengan Amazon untuk Mengubah Media Berita
Perusahaan Walt Disney telah memulai tindakan hukum penting terhadap Google dengan mengirim surat cease-and-desist, menuduh raksasa teknologi tersebut melanggar hak cipta konten Disney selama pelatihan dan pengembangan model kecerdasan buatan (AI) generatif tanpa memberikan kompensasi.
Seiring dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan semakin terintegrasinya ke dalam pemasaran digital, pengaruhnya terhadap optimisasi mesin pencari (SEO) menjadi semakin signifikan.
MiniMax dan Zhipu AI, dua perusahaan kecerdasan buatan terkemuka, dilaporkan sedang mempersiapkan peluncuran go public di Bursa Efek Hong Kong sejak Januari tahun depan.
Denise Dresser, CEO Slack, akan meninggalkan posisinya untuk menjadi Chief Revenue Officer di OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Industri film sedang mengalami transformasi besar karena studio-studio semakin banyak mengadopsi teknik sintesis video berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan alur kerja pasca-produksi.
AI merevolusi pemasaran media sosial dengan menawarkan alat-alat yang menyederhanakan dan meningkatkan keterlibatan audiens.
Munculnya influencer yang dibuat oleh AI di media sosial menunjukkan perubahan besar dalam lingkungan digital, memicu perdebatan luas tentang keaslian interaksi online dan kekhawatiran etika terkait persona virtual ini.
Launch your AI-powered team to automate Marketing, Sales & Growth
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
Begin getting your first leads today