OpenAI baru-baru ini meluncurkan Sora 2, peningkatan besar pada alat pembuatan video dari teks yang didukung AI, menandai loncatan teknologi yang signifikan yang memungkinkan pengguna membuat video yang sangat realistis dan detail dari prompt teks sederhana. Dengan antarmuka yang mudah digunakan dan platform berbagi gaya TikTok, Sora 2 bertujuan untuk membuat pembuatan video menjadi lebih mudah diakses secara luas. Namun, kemajuan ini memicu kekhawatiran besar di kalangan ahli tentang potensi penyalahgunaan, terutama terkait misinformasi dan video deepfake. Kemampuan Sora 2 untuk secara mudah menghasilkan video hiperrealis ini membuat para ahli etika dan spesialis disinformasi merasa cemas, karena meningkatkan risiko manipulasi media yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak peluncurannya, berbagai contoh yang mengkhawatirkan muncul, termasuk reproduksi konten berhak cipta secara ilegal dan penampilan yang menyesatkan atau palsu dari selebriti dan tokoh publik. Yang lebih kontroversial lagi, muncul video deepfake yang tidak sopan dari tokoh yang telah meninggal seperti Robin Williams dan Stephen Hawking, yang menyebabkan kemarahan publik dan debat etika tentang representasi digital dari orang yang telah meninggal. Sebagai tanggapan, OpenAI telah menerapkan perlindungan seperti watermark yang terlihat pada video yang dihasilkan AI dan kebijakan keluar (opt-out) yang memungkinkan keluarga dari orang yang baru meninggal untuk mencegah penggunaan citra mereka. Meski telah diambil langkah-langkah tersebut, para kritik berpendapat bahwa perlindungan ini masih kurang, dan mereka khawatir Sora 2 dapat disalahgunakan untuk kampanye disinformasi, berita palsu, dan konten yang dapat merusak stabilitas politik atau sosial yang mungkin memicu kerusuhan dan mengikis kepercayaan masyarakat terhadap media yang sah. Selain masalah sosial dan etika, OpenAI juga menghadapi sorotan terkait dampak lingkungan dari proses pembuatan video yang membutuhkan daya komputasi tinggi ini, yang mengkonsumsi energi dan sumber daya air yang besar untuk pendinginan pusat data.
Para advokat lingkungan menyerukan praktik pengembangan AI yang berkelanjutan seiring teknologi ini menjadi arus utama. Penerimaan berbeda terhadap Sora 2 menunjukkan tantangan yang lebih luas di persimpangan antara kemampuan AI yang maju dan tanggung jawab sosial. Sementara Sora 2 memperluas kemungkinan kreativitas dan komunikasi, ia juga membuka celah bagi kerentanan dalam ekosistem media dan pertanyaan mendesak mengenai tata kelola serta etika AI. OpenAI harus menavigasi skeptisisme publik dan menyeimbangkan inovasi dengan akuntabilitas, menangani keberlanjutan finansial layanan yang membutuhkan energi tinggi serta dampak sosial dari mendemokratisasi alat AI video yang kuat. Pengamat industri menyarankan pentingnya kolaborasi antara pembuat kebijakan, ilmuwan teknologi, ahli etika, dan masyarakat umum untuk membangun kerangka kerja yang meminimalkan risiko tanpa menghambat kemajuan. Seiring konten yang dihasilkan AI semakin sulit dibedakan dari media asli, norma sosial dan kerangka hukum kemungkinan besar perlu disesuaikan. Peluncuran Sora 2 menjadi momen penting yang menekankan tantangan yang muncul ini. Ke depan, pembuatan dan penggunaan video berbasis AI harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang tidak hanya terhadap capaian teknologi tetapi juga terhadap implikasi yang lebih luas untuk kebenaran, kepercayaan, privasi, dan keberlanjutan lingkungan di era digital.
OpenAI Luncurkan Sora 2: Alat AI Canggih Ubah Teks Menjadi Video Memicu Kekhawatiran Etika dan Lingkungan
Mesin jawaban AI tidak hanya mengubah cara orang mencari secara daring; mereka secara fundamental mendefinisikan ulang visibilitas bisnis di era digital.
Dalam sebuah video format singkat, seorang influencer bereaksi dengan penuh semangat terhadap sebuah berita dari California yang menampilkan visual yang tampak asli, termasuk seorang anchorman yang mengajak penonton untuk bertindak, korban kecelakaan, dan logo CNN.
AMD dan OpenAI telah mengungkapkan sebuah kemitraan penting yang akan secara mendalam merombak infrastruktur AI.
Molly Peck, yang saat itu menjabat sebagai CMO Buick dan GMC, baru saja mengemban posisi sebagai Chief Transformation Officer, dengan tanggung jawab untuk merombak strategi konten GM dan kemitraan agensi.
Seperti halnya peluncuran setiap album Taylor Swift, semua elemen untuk The Life of a Showgirl direncanakan dan diimplementasikan dengan cermat mulai minggu lalu, dari trailer teaser hingga acara hari rilis dan penampilan di acara talk-show.
Google telah mengumumkan ekspansi besar terhadap fitur pencarian berbasis AI mereka, 'Mode AI,' yang kini mendukung lima bahasa baru: Hindi, Indonesia, Jepang, Korea, dan Portugis Brasil.
Pos ini, yang ditulis bersama Cyril Ovely dari Vxceed, membahas tantangan mendesak bagi perusahaan barang konsumsi kemasan (CPG) di negara berkembang: mempertahankan pendapatan secara efektif dan meningkatkan loyalitas pelanggan secara skala besar.
Automate Marketing, Sales, SMM & SEO
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
and get clients today