Bulan depan, Uni Eropa akan memperkenalkan undang-undang AI luar biasa, Undang-Undang Kecerdasan Buatan Uni Eropa, yang bertujuan untuk mengatur AI untuk melindungi warga dari potensi bahaya. Sementara para pembuat undang-undang Uni Eropa terutama khawatir tentang keselamatan konsumen dan penyebaran deepfake, industri teknologi mengkritik undang-undang tersebut dengan menyebutnya tidak lengkap dan menghambat. Hukum ini mengklasifikasikan AI ke dalam berbagai kategori risiko dan memberlakukan berbagai tingkat regulasi, dengan penggunaan risiko minimal seperti video game yang dikecualikan. Aplikasi berisiko tinggi, seperti identifikasi biometrik dan sistem layanan publik, akan menghadapi regulasi yang lebih ketat. Undang-undang ini juga melarang sistem AI yang mengancam hak-hak warga, seperti yang digunakan untuk penipuan atau profiling.
Aturan ini menghadapi tantangan karena munculnya model AI generatif, dan para kritikus berpendapat bahwa undang-undang ini kurang jelas, terutama terkait hak cipta dan tanggung jawab konten. Biaya kepatuhan dan dampak potensial pada perusahaan kecil juga menjadi perhatian. Perusahaan teknologi memiliki waktu hingga Februari 2023 untuk mematuhi aturan 'risiko yang tidak dapat diterima' atau menghadapi denda yang signifikan. Legislasi sekunder lebih lanjut diperlukan untuk merinci detail implementasi, dengan tenggat waktu yang ketat.
Uni Eropa Memperkenalkan Legislatif AI Luar Biasa pada November 2023
Perusahaan Walt Disney telah memulai tindakan hukum penting terhadap Google dengan mengirim surat cease-and-desist, menuduh raksasa teknologi tersebut melanggar hak cipta konten Disney selama pelatihan dan pengembangan model kecerdasan buatan (AI) generatif tanpa memberikan kompensasi.
Seiring dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan semakin terintegrasinya ke dalam pemasaran digital, pengaruhnya terhadap optimisasi mesin pencari (SEO) menjadi semakin signifikan.
MiniMax dan Zhipu AI, dua perusahaan kecerdasan buatan terkemuka, dilaporkan sedang mempersiapkan peluncuran go public di Bursa Efek Hong Kong sejak Januari tahun depan.
Denise Dresser, CEO Slack, akan meninggalkan posisinya untuk menjadi Chief Revenue Officer di OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Industri film sedang mengalami transformasi besar karena studio-studio semakin banyak mengadopsi teknik sintesis video berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan alur kerja pasca-produksi.
AI merevolusi pemasaran media sosial dengan menawarkan alat-alat yang menyederhanakan dan meningkatkan keterlibatan audiens.
Munculnya influencer yang dibuat oleh AI di media sosial menunjukkan perubahan besar dalam lingkungan digital, memicu perdebatan luas tentang keaslian interaksi online dan kekhawatiran etika terkait persona virtual ini.
Launch your AI-powered team to automate Marketing, Sales & Growth
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
Begin getting your first leads today