Industri nuklir AS, yang telah lama mengalami penurunan, sedang berusaha melakukan kebangkitan di lokasi yang berkaitan dengan kegagalan terbesarnya: Three Mile Island di Pennsylvania dan Situs Hanford di negara bagian Washington. Industri ini berargumen bahwa energi nuklir sangat penting untuk memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat dari pusat data yang didorong oleh kemajuan kecerdasan buatan (AI). Namun, fokus ini mengabaikan tantangan yang terus-menerus muncul akibat limbah nuklir radioaktif, yang tidak dapat diselesaikan dengan teknologi secara ajaib. Pada bulan September, Constellation Energy bertujuan untuk menghidupkan kembali reaktor di Three Mile Island, terutama dipengaruhi oleh kebutuhan Microsoft akan daya besar untuk pusat datanya yang berkembang. Setelah itu, pada bulan November, Amazon mengumumkan investasi sebesar $334 juta di reaktor nuklir modular kecil (SMR) di Hanford, lokasi fasilitas produksi plutonium pertama. Selain itu, baik Google maupun Meta sedang mengeksplorasi energi nuklir, dengan Google berencana untuk membeli 500 megawatt dari SMR baru Kairos Power di Tennessee, sementara Meta meminta penawaran untuk pembangkit nuklir untuk fasilitasnya. Raksasa teknologi mengakui bahwa mikroprosesor yang akan datang untuk AI memerlukan sejumlah besar listrik. Misalnya, satu chip Nvidia Blackwell dapat mengkonsumsi hingga dua kilowatt, yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan oleh rumah tangga biasa. Pusat data, terutama yang berskala hiperskala, membutuhkan lebih dari 100 megawatt, memberikan tekanan pada pasokan listrik karena pertumbuhan mereka dapat menyebabkan permintaan meningkat sebesar 74 hingga 132 gigawatt dalam waktu lima tahun ke depan. Tantangan untuk memenuhi permintaan energi ini sangat serius, mengingat utilitas listrik yang sudah tertekan, yang perlu menyediakan daya untuk kendaraan listrik dan kebutuhan lainnya yang berkembang pesat. Departemen Energi memperingatkan bahwa memenuhi permintaan ini mungkin memerlukan kebangkitan atau pembangunan setidaknya 40 reaktor Three Mile Island dalam waktu lima tahun, suatu prestasi yang tampaknya tidak mungkin. Meskipun perusahaan seperti Amazon, Google, Meta, dan Microsoft sebelumnya berkomitmen untuk tidak meningkatkan tingkat karbon dioksida atmosfer, kini mereka mendukung energi nuklir untuk mengatasi tantangan meningkatnya penggunaan daya di pusat data mereka. Pergeseran ini bermasalah.
Meskipun energi nuklir tidak menghasilkan emisi karbon, ini bukan sumber yang bersih atau terbarukan. Seluruh siklus hidup uranium melibatkan risiko kontaminasi radioaktif, yang terlihat di daerah seperti Texas Selatan di mana penambangan uranium menimbulkan kekhawatiran kontaminasi air tanah. Sejak 1989, Departemen Energi telah menghabiskan biaya besar untuk membersihkan kompleks nuklir yang asli, seperti fasilitas Oak Ridge. Namun, ia telah berjuang untuk sepenuhnya mengurangi limbah radioaktif di situs Hanford. Masalah mendesak dari bahan bakar nuklir bekas masih belum terpecahkan, dengan lebih dari 90. 000 ton disimpan di 77 lokasi, dan angka ini terus bertambah setiap tahun. Para pendukung reaktor modular kecil, termasuk Bill Gates, berargumen tentang potensi mereka, tetapi para ahli memperingatkan bahwa mereka mungkin memperburuk masalah manajemen limbah. Beberapa reaktor baru dapat menghasilkan limbah yang lebih kompleks yang lebih sulit dan mahal untuk ditangani. Selain itu, meskipun telah mendapatkan persetujuan regulasi awal, proyek seperti NuScale sudah runtuh karena pembengkakan biaya. Perusahaan teknologi besar harus menilai ulang strategi mereka terkait ekspansi pusat data. Apakah pertumbuhan cepat ini benar-benar diperlukan, ataukah ini reaksi terhadap persaingan ketat dan kemajuan semikonduktor baru-baru ini?Selain itu, mereka harus mempertimbangkan kembali sumber energi terbarukan seperti solar, angin, dan geotermal. Meskipun ini memiliki tantangan variabilitasnya, kemajuan dalam penyimpanan energi dan peningkatan efisiensi yang ditunjukkan oleh program AI seperti DeepSeek di China menunjukkan bahwa masa depan energi yang lebih bersih dan terbarukan adalah mungkin. Mengingat masalah yang sedang berlangsung seputar energi nuklir, terutama manajemen limbah, adalah penting untuk mempertimbangkan alternatif terbarukan ini.
Menghidupkan Energi Nuklir: Investasi Raksasa Teknologi dan Tantangan Ke Depan
Bloomberg Micron Technology Inc, produsen chip memori terbesar di AS, telah mengeluarkan prediksi optimis untuk kuartal saat ini, menunjukkan bahwa meningkatnya permintaan dan kekurangan pasokan memungkinkan perusahaan untuk mengenakan harga yang lebih tinggi untuk produk mereka
Kepercayaan terhadap kecerdasan buatan generatif (AI) di kalangan profesional periklanan terkemuka mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut studi terbaru dari Boston Consulting Group (BCG).
DeepMind milik Google baru-baru ini memperkenalkan AlphaCode, sebuah sistem kecerdasan buatan inovatif yang dirancang untuk menulis kode komputer dengan tingkat yang sebanding dengan programmer manusia.
Seiring lanskap digital yang berkembang pesat, mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam strategi optimisasi mesin pencari (SEO) menjadi hal yang sangat penting untuk keberhasilan daring.
Kemunculan kecerdasan buatan (AI) dalam industri fashion telah memicu perdebatan sengit di antara kritik, pembuat karya, dan konsumen.
Dalam dunia yang serba cepat saat ini, di mana penonton sering merasa kesulitan untuk meluangkan waktu membaca berita yang panjang, jurnalis semakin mengadopsi teknologi inovatif guna mengatasi masalah ini.
Teknologi kecerdasan buatan sedang merevolusi pembuatan konten video, terutama melalui munculnya alat pengeditan video berbasis AI.
Launch your AI-powered team to automate Marketing, Sales & Growth
and get clients on autopilot — from social media and search engines. No ads needed
Begin getting your first leads today