Para pemain video game Hollywood telah melakukan mogok kerja karena kebuntuan dalam negosiasi dengan raksasa industri game mengenai perlindungan kecerdasan buatan (AI). Serikat Aktor Layar dan serikat afiliasinya berpendapat bahwa AI dapat meniru suara dan kemiripan aktor suara dan seniman penangkap gerak game tanpa persetujuan atau kompensasi yang adil. Mereka mengklaim bahwa penggunaan AI yang tidak diatur menimbulkan ancaman lebih besar bagi para pemain di industri video game dibandingkan di film dan televisi. Meskipun kemajuan telah dicapai dalam negosiasi upah dan keselamatan kerja, inti masalahnya terletak pada regulasi AI generatif. Mogok ini mencakup lebih dari 2. 500 pemain pengisi suara di belakang layar, seniman penangkap gerak, koordinator aksi, penyanyi, penari, dalang, dan pemain latar belakang.

Perusahaan yang terlibat dalam negosiasi termasuk Activision, Electronic Arts, Disney, dan Warner Bros. Ini adalah pemogokan kedua oleh pemain video game SAG-AFTRA, dengan yang pertama terjadi pada Oktober 2016. Di antara tuntutan mereka adalah upah yang sesuai dengan inflasi, perlindungan terhadap penggunaan AI yang eksploitatif, dan langkah-langkah keselamatan untuk pertunjukan fisik dan vokal. Potensi AI untuk menggusur aktor dan menciptakan masalah etika adalah poin utama yang menjadi batu sandungan. Serikat telah menciptakan kontrak dengan perusahaan suara AI Replica Studios dan kesepakatan terpisah untuk proyek video game indie dan anggaran rendah untuk menangani beberapa kekhawatiran AI.