Data terbaru dari Match mengungkapkan bahwa 18% warga Virgini yang lajang telah mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kehidupan romantis mereka, meningkat pesat dari 6% pada tahun sebelumnya. Survei terbaru ini, yang eksklusif untuk Axios, menyoroti pergeseran besar dalam bagaimana hubungan emosional terbentuk di era digital saat ini. Pendampingan berbasis AI semakin berkembang dengan adanya aplikasi seperti Replika, Blush, dan Nomi yang menawarkan platform untuk percakapan manusia simulasi dan dukungan emosional. Pertumbuhan industri ini yang pesat di tahun 2024 kemungkinan didorong oleh peningkatan teknologi, isolasi sosial yang meningkat akibat pandemi COVID-19 yang tetap berlangsung, dan pergeseran yang lebih luas menuju interaksi digital. Replika, salah satu platform pendamping AI terkemuka, memiliki komunitas yang aktif di Reddit di mana puluhan ribu orang berbagi pengalaman, saran, dan wawasan tentang hubungan dengan AI. Forum-forum ini menggambarkan normalisasi yang semakin meningkat dari pendamping AI di kalangan sosial tertentu, memperkuat rasa kebersamaan dan membantu pengguna menavigasi kompleksitas emosional dari hubungan simulasi ini. Meskipun antusiasme tinggi, para ahli memperdebatkan implikasi dari keterikatan emosional terhadap AI. Irina Raicu, seorang ahli etika di Universitas Santa Clara, memperingatkan bahwa ketergantungan pada chatbot AI untuk pemenuhan emosional dapat merusak hubungan manusia yang asli.

Ia menekankan bahwa meskipun AI dapat menawarkan kenyamanan instan, AI tidak mampu mengekspresikan empati sejati, pengertian, atau timbal balik emosional karena kekurangan kesadaran dan pengalaman emosional otentik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak psikologis jangka panjang jika pendampingan AI menggantikan interaksi manusia. Tren ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang masa depan hubungan: Apakah pendampingan AI akan menjadi arus utama seperti kencan daring, atau tetap menjadi niche bagi mereka yang kesulitan dengan hubungan tradisional?Hasilnya bergantung pada teknologi, sikap budaya, dan kebutuhan individu yang terus berkembang. Perkembangan ini juga menantang ide-ide tradisional tentang hubungan antar pribadi, mendorong diskusi etis dan filosofis yang lebih dalam tentang dampak teknologi terhadap identitas manusia, emosi, dan dinamika sosial. Seiring kemajuan AI, dialog berkelanjutan antara peneliti, pengembang, pembuat kebijakan, dan masyarakat sangat penting untuk menimbang manfaat dan risiko AI sebagai pasangan romantis atau emosional. Kesimpulannya, data dari Match menunjukkan adanya penerimaan yang semakin besar terhadap AI dalam kehidupan romantis warga Virgini, mencerminkan pergeseran sosial yang lebih luas menuju integrasi digital dan teknologi. Walaupun pendamping AI menawarkan kemungkinan hubungan baru, mereka juga menghadirkan tantangan kompleks yang membutuhkan pertimbangan matang saat manusia menavigasi interaksi antara emosi, teknologi, dan hubungan di abad ke-21.