ABU DHABI, Uni Emirat Arab — AS dan Uni Emirat Arab sedang bekerja sama dalam sebuah rencana yang memungkinkan Abu Dhabi membeli beberapa semikonduktor buatan Amerika tercanggih untuk pengembangan AI-nya, diumumkan Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat dari ibu kota Emirat. "Kemarin, kedua negara juga menyepakati untuk menciptakan jalur agar UAE dapat membeli beberapa semikonduktor AI paling maju dari perusahaan-perusahaan Amerika; ini adalah kontrak yang sangat besar, " kata Trump saat acara sarapan Dewan Bisnis AS-UAE di hari terakhir kunjungan empat hari ke Timur Tengah. "Kontrak yang sangat besar" tersebut kemungkinan merujuk pada sebuah kesepakatan awal yang dilaporkan memungkinkan UAE mengimpor 500. 000 chip Nvidia H100 setiap tahun — chip paling canggih yang diproduksi oleh perusahaan Amerika tersebut. Ini akan mempercepat kemampuan kerajaan tersebut dalam mengembangkan pusat data yang penting untuk menjalankan model AI mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, UAE telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur AI dengan tujuan menjadikannya pusat teknologi global.

Fokus utama dari ambisi ini adalah semikonduktor AS, yang selama ini dibatasi aksesnya oleh Washington kepada sekutu di Teluk Arab karena kekhawatiran keamanan nasional. Situasi ini mungkin akan berubah karena pemerintahan Trump berencana membatalkan aturan “difusi AI” dari era Biden, yang memberlakukan kontrol ekspor ketat terhadap chip AI canggih—bahkan kepada negara-negara yang bersahabat dengan AS. Namun, para ahli keamanan berpengalaman dan anggota parlemen, serta dilaporkan beberapa anggota dalam pemerintahan Trump, telah menyampaikan kekhawatiran bahwa menghapus pembatasan ini bisa berisiko teknologi sensitif Amerika jatuh ke tangan lawan seperti China. Komentar Trump menyusul pengumuman Dewan Putih sehari sebelumnya tentang kemitraan dengan UAE untuk membangun kampus kecerdasan buatan besar di Abu Dhabi, yang diklaim sebagai fasilitas terbesar semacamnya di luar AS. Pusat data ini akan dibangun oleh perusahaan teknologi Emirat G42, yang akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan AS dalam proyek tersebut, menurut pernyataan Departemen Perdagangan. Kampus ini direncanakan memiliki kapasitas 5 gigawatt dan mencakup luas 10 mil persegi.